Kamis, 04 September 2008

SEMINAR
PROPOSAL PENELITIAN

Nilai-Nilai Etika Dalam Antologi Kembang Mayang Editor Korrie Layun Rampan



KERANGKA PENELITIAN

I. PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Fokus Masalah Penelitian
Tujuan penelitian
Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian
Manfaat Penelitian
Definisi Operasional

II. KAJIAN PUSTAKA
Tinjauan Cerpen
Unsur Intrnsik Cerpen
Etika
Macam-Macam Etika

III. METODE PENELITIAN
Pendekatan
Metode Penelitian
Subjek Penelitian
Teknik Pengumpulan Data
Teknik Pengolahan Data
Prosedur Penelitian


PROPOSAL

ETIKA DALAM ANTOLOGI KEMBANG MAYANG
EDITOR KORRIE LAYUN RAMPAN













Oleh:
Misbahuddin
NIM. 201071119












UNIVERSITAS ISLAM MALANG
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
2003


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Berbagai jenis sastra yang berkembang, cerita pendek (cerpen), tampaknya dapat merebut hati penikmat sastra. Suatu hal yang biasa dilakukan untuk merebut hati penikmat cerpen ialah dengan menyajikan suatu cerita yang ditulis berdasarkan kejadian yang sebenarnya, diangkat dari fenomena sosial yang merupakan sumber utama. Dengan demikian sastra selain sebagai karya sastra seni, juga merupakan karya kreatif yang dapat dimanfaatkan sebagai konsumsi intelektual disamping konsumsi emosi.
Mempelajari sastra, seseorang tidak hanya memandang sastra secara utuh (karya sastra itu sendiri). Sastra dapat dipandang secara multidimensional dari kehidupan masyarakatnya. Di dalam sastra dapat dilihat budaya, bahasa, etika yang semuanya itu merupakan tata nilai (mimetik) kehidupan sosial masyarakat. Hal itu dapat kita gali melalui pemahaman terhadap karya sastra khususnya cerita pendek.
Suatu hal penting yang harus disadari bahwa karya sasra adalah suatu fenomena sosial. Ia terkait dengan penulis, pembaca, dan terkait dengan segi kehidupan manusia yang diungkapkan dalam karya sastra. Karya sastra sebagai fenomena sosial tidak hanya terletak pada segi penciptaannya saja, tetapi juga pada hakekat karya itu sendiri. Malahan mungkin dapat dikatakan bahwa reaksi sosial seorang penulis terhadap fenomena sosial yang dihadapinya mendorong ia menulis karya sastra. Oleh sebab itu, mempelajari karya sastra berarti mempelajari suatu kehidupan sosial. Hal itu bermakna, bahwa kajian tentang manusia, kehidupan, budaya, idiologi, perwatakan, bahkan menyangkut masalah-masalah lain yang lebih luas yang terkait dalam kehidupan manusia (Semi,1993:53)
Memperhatikan pendapat tersebut, Kembang Mayang 28 Cerita Pendek Perempuan Cerpenis Indonesia (penulis menyebut dengan Antologi Kembang Mayang) editor Korrie Layun Rampan yang dapat dikaji dari sisi etika yang terkandung di dalam antologi cerpen tersebut. Kembang Mayang merupakan antologi cerpen karya cerpenis perempuan Indonesia yang memunculkan berbagai visi dan pandangan hidup yang terjelma di dalam karya fiksi mereka. Para pengarang dalam berkarya menggunakan kemerdekaan kreatif yang tepat guna, semua cerpenis membawa kisah-kisah unik dan menarik kesemua persoalan kebajikan dan kebenaran. Mereka berjuang menegakkan keadilan dan kebenaran lewat karya fiksi yang memikat hati.
Bertitik tolak dari latar belakang diatas, maka penulis mengambil judul penelitian “Etika Dalam Antologi Kembang Mayang” Editor Korrie Layun Rampan.

1.2 Fokus Masalah Penelitian
1.2.1 Masalah Umum
Bagaimanakah Etika yang terkandung dalam Antologi Kembang Mayang Editor Korrie Layun Rampan ?
1.2.2 Masalah Khusus
1) Bagaimanakah cara pengarang menyampaikan etika hidup yang terkandung dalam Antologi Kembang Mayang Editor Korrie Layun Rampan ?
2) Bagaimanakah jenis etika hidup yang terkandung dalam Antologi Kembang Mayang Editor Korrie Layun Rampan?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum Penelitian
Memperoleh gambaran objektif tentang etika yang terkandung dalam Antologi Kembang Mayang Editor Korrie Layun Rampan.
1.3.2 Tujuan Khusus Penelitian
1) Memperoleh gambaran objektif tentang cara pengarang dalam menyampaikan etika hidup yang terkandung dalam Antologi Kembang Mayang Editor Korrie Layun Rampan.
2) Memperoleh gambaran objektif tentang jenis etika hidup yang terkandung dalam Antologi Kembang Mayang Editor Korrie Layun Rampan.
1.4 Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian
Luasnya kajian dalam penelitian ini, peneliti mencoba membatasi permasalahan yang ada. Kajian kandungan etika dalam Antologi Kembang Mayang Editor Korrie Layun Rampan ini, peneliti membatasi pada dua pokok bahasan yaitu etika sikap hidup dan jenis etika hidup.
Kedua pokok bahasan di atas disesuaikan dengan fenomena kehidupan yang sifatnya akan memberikan motivasi untuk senantiasa berbuat baik yang sumbernya dari hati nurani yang bersih dengan keutamaan watak manusia.

1.5 Manfaat Penelitian
1) Bagi guru/pengajar bahasa dan sastra Indonesia.
Membantu dalam menyeleksi dan mengklasifikasikan bahan pengajaran apresiasi sastra khususnya cerpen.
2) Bagi peneliti lain
Sebagai salah satu referensi untuk meneliti karya sastra yang berhubungan dengan penelitian ini.
3) Bagi pembaca sastra
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sarana dalam memahami Antologi Kembang Mayang Editor Korrie Layun Rampan.

1.6 Definisi Operasional
1) Etika adalah keseluruhan norma dan penilaian yang dipergunakan oleh masyarakat yang bersangkutan untuk mengetahui bagaimana manusia seharusnya menjalankan kehidupannya (Magnis,1993:5).
2) Antologi adalah kumpulan karya tulis pilihan dari seorang atau beberapa orang pengarang (KBBI, 2001:58).
3) Kembang Mayang adalah antologi 28 cerita pendek perempuam cerpenis Indonesia dengan editor Korrie Layun Rampan.
4) Cerita pendek (cerpen) adalah suatu cerita prosa fiktif yang pendek, yang melukiskan para tokoh, gerak serta adegan kehidupan nyata yang direpresentasikan dalam suatu alur atau suatu keadaan yang agak kacau atau kusus.


BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Cerpen
Karya fiksi dapat dibedakan dalam berbagai macam bentuk baik itu roman, novel, maupun cerpen. Perbedaan berbagai macam bentuk dalam karya fiksi itu pada dasarnya hanya terletak pada kadar panjang pendeknya isi cerita, kompleksitas isi cerita, serta jumlah pelaku yang mendukung cerita itu sendiri (Aminuddin,1991:66).
Cerpen sebagai salah satu bentuk dari karya sastra fiksi yang dalam proses perwujudannya berawal dari imajinasi pengarang terhadap realitas dan fenomena-fenomena yang terjadi dari lingkungan masyarakat tertentu.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa cerpen adalah bagian dari perwujudan sastra yang menceritakan masalah kehidupan manusia yang sudah diproses dengan imajinasi oleh pengarang untuk dinikmati oleh masyarakat pembaca.
Sedwick (dalam Tarigan, 1988:176) mengatakan, cerpen adalah penyajian suatu keadaan tersendiri, suatu kelompok keadaan yang memberikan kesan yang tunggal pada jiwa pembaca.

2.2 Unsur Instrinsik Cerpen
Unsur instrinsik cerpen adalah unsur-unsur yang berada atau melekat pada karya sastra itu sendiri. Unsur instrinsik itu meliputi plot, tema karakter, dan setting (Abd. Syukur Ibrahim, 1987:161-162).
Pendapat diatas senada dengan Aminuddin bahwa unsur instrinsik adalah unsur yang membangun karya fiksi itu sendiri, sehingga menjadi wacana atau teks sastra. Unsur itu meliputi: alur, gaya, gaya setting dan tema.
Dari pendapat diatas memberi pengertian unsur instrinsik pada dasarnya memiliki persamaan yaitu unsur yang membangun karya fiksi itu sendiri sebagai struktur verbal yang otonom sehingga membentuk suatu teks sastra.

2.2.1 Tema
Menurut Stanton dan Kenny (dalam Icksan dan Tabrani, 2002:34) menyatakan tema adalah makna yang dikandung dan ditawarkan oleh cerita.
Tema yang diatawarkan oleh suatu cerita berhubungan dengan pengalam jiwa manusia yang paling dalam dan mengesankan . berbagai peristiwa menarik, menyentuh dan menggugah rasa kemanusiaan bagi pengarang, sehingga dapat menimbulkan emosi, cinta kasih, kesedihan, ketakutan, kekerasan, belas kasih mungkin pula merupakan pertimbangan etika antara yang baik dan yang buruk dari berbagai kehidupan manusia
Tema dalam sebuah karya sastra cerpen merupakan salah satu dari sejumlah unsur pembangun cerita yang lain yang secara bersama-sama membentuk sebuah kemenyeluruhan. Eksistensi tema dalam karya sastra cerpen amat bergantung dari berbagai unsur yang lain. Sebuah tema akan dapat bermakna apabila ada keterkaitan dengan unsur cerita yang lain

2.2.2 Plot
Setiap cerita yang melukiskan sifat dan sikap manusia serta terjadinya suatu konflik selalu mempunyai alur. Pengertian alur dalam cerpen pada umumnya adalah rangkaian cerita yang dibentuk oleh tahapan peristiwa sehingga menjalin cerita yang dihadirkan oleh para pelaku dalam sutu cerita (Aminuddin, 1991:83)
Plot sebagai salah satu unsur yang terpenting untuk memahami sebuah cerita, pada prinsipnya setiap jalinan yang konfensional memiliki tiga bagian yang meliputi:
1) Tahap Perkenalan
a) Pengarang memperkenalkan para pelaku.
b) Pengarang melukiskan reaksi para pelaku.
c) Pengarang melukiskan perkembangan reaksi antar pelaku
2) Tahap Pertentangan (konflik)
a) Konflik dalam diri pelaku utama sendiri (internal konflik)
b) Konflik antar pelaku utama dengan pelaku lainya (eksternal konflik)
c) Pengarang melukiskan berkembangnya konflik itu menjadi meruncing.
d) Kemudian konflik itu mencapai puncaknya sehingga menjadi krisis. Yaitu kesulitan batin yang memuncak.
3) Tahap penyelesaian
a) Penyelesaian pada tahap mula-mula
b) Penyelesaian pada tahap akhir
Melihat uraian di atas menunjukkan bahwa setiap cerita fiksi meliki tiga bagian tersebut. Apabila ketiga bagian itu disusun secara berurutan maka tersususn sebagai berikut: diawali dengan perkenanal dan diakhiri dengan penyelesaian. Cerita yang tersusun demikian disebut dengan alur lurus, tetapi tidak selamanya suatu cerita diawali dengan perkenalan dan diakhiri penyelesaian, kadang-kadang cerita dimulai dari tengan atau back tracking. Kadang pula dimulai dari dari akhir peristiwa atau flash back. Masalah dari mana pengarang memulai cerita, hal ini bergantung pada peristiwa atau masalah yang diangkat dalam cerita. Persoalannya hanya menyangkut pada hal teknis saja.
Alur sebagai jalannya cerita yang di dalamnya memuat beberap peristiwa yang menyangkut waktu, tempat dan tokoh semuanya memiliki hubungan kausalitas (sebab akibat).

2.2.3 Karakter
Penokohan pada dasarnya merupakan suatu usaha penggambaran manusia menurut sebuah model, melalui tokoh akan diketahui makna cerita, sebab tokoh-tokoh ininlah yang akan saling bertemu, bercerita lalu timbul konflik kemudian membentuk klimaks.
Konflik timbul apabila tokoh-tokoh tersebut berlainan watak, tingkah laku atau disebabkan oleh perbedaan pandangan. Setiap tokoh mempunyai peranan masing-masing, ada yang berperan sebagai seorang penjahat, pendiam, periang dan punya rasa senang.
Tokoh yang memiliki peranan penting dalam suatu cerita disebut tokohtokoh inti atau tokoh utama. Sedang tokoh yang memiliki peranan tidak penting karena pemunculannya hanya melengkapi, melayani, mendukung pelaku utama disebut tokoh tambahan atau tokoh pembantu. (Aminuddin 1990:79)
Mengenai aspek ini relevansinya dalam bidang sastra dapat ditempuh melalui dua cara yaitu:
1) Penampilan watak sebagai tipe atau kepribadian masing-masing, dalam hubungannya dengan situasi dan sebagainya.
2) Penampilan watak melalui sudut tinjau pengarang.
Untuk mengenal watak seseorang tokoh cerita dapat menelitia: yang dilakukan, diakatakan, sikapnya dalam menghadapi dalam menghadapi persoalan dan penilaian tokoh lain atas dirinya.

2.2.4 Setting
Setting adalah latar peristiwa dalam karya fiksi baik berupa tempat, waktu, suasana, maupun peristiwa yang memiliki fungsi fisikal dan fungsi psikologis. Setting bersifat fisikal adalah yang berhungan dengan tempat, misalnya kota Jakarta, daerah pedesaan, pasar, sekolah dan laian-lain. Sedangkan psikologis adalah setting yang berupa lingkungan atau benda-benda dalam lingkungan tertentu yang mampu menuansakan suatu makna serta mampu mangajak emosi pembaca. (Aminuddin, 1991:68)
Lebih jauh perbedaan setting fisikal dan psikologi adalah:
1) Setting yang bersifat fisikal berhubungan dengan tempat, benda-benda dalm lingkungan tertentu yang tidak menuansakan makna apa-apa, sedang setting psikologis mampu menuansakan dan mengajuk emosi.
2) Setting fisik hanya terdapat pada suatu yang bersifat fisik sedangkan setting psikologis dapat berupa suasana maupun sikap serta jalan fikiran suatu masyarakat tertentu.
3) Setting yang bersifat fisikal hanya cukup melihat apa yang tersurat, sedangkan setting psikologis bersifat membutuhkan adanya penghayatan dan penafsiran.
4) Terdapat saling pengaruh dan tumpang tindih antara setting fisik dan setting psikologis.

2.3 Etika
Etika berasal dari bahasa Yunani ethos bisa diartikan peradaban atau kesusilaan. Pada umumnya etika disinonimkan dengan moral, kata moral berasal dari bahasa latin mares yang berarti adat istiadat.
Sedangkan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, (1984:87:8) dalam tata krama bergaul mengatakan etika adalah cabang filsafat yang mempelajari pandangan-pandangan dan persoalan moral atau kesusilaan.
Dari batasan tersebut dapat dsimpulkan bahwa etika adalah falsafah hidup bagi manusia yang dilakukan secara sadar untuk mencari atau menentukan sikap, pola fikir, tindakan dan prilaku yang dapat membedakan baik, buruknya terhadap diri sendiri maupun orang lain, sehingga dapat dijadikan pedoman dalam hidupnya.
Moral dan etik berkaitan lansung dengan norma-norma kehiduan sosial maupun pribadi, karena etika dan moral merupakan perwujudan kongkrit dari nilai-nilai hidup (life value) yang dianut manusia, guna melestarikan pranata sosial yang diperlukan manusia guna memenuhi tujuan hidupnya di dunia dan di akhirat.
Sumber-sumber normatif dapat berasal dari ajaran agama, kepercayaan dan adat istiadat. Berawal dari suatu ide vital, yakni nilai-nilai luhur kemanusiaan yang bersifat filosofis, metafisik, teologis, religius yang diyakini manusia untuk dapat mempertahankan harkat serta martabat kemanusiaannya, lahir maupun batin. Sumber-sumber nilai tersebut bersifat aksiologis, transendental dan abstrak, berupa perumusan (formulasi) etika yang dijadikan dasar motivasisikap dan perilaku seseorang.
Moral merupakan perwujudan sikap dan perilaku yang dimotivasi atau didasari atas kesadaran etika yang dianutnya. Jadi yang disebut moral adalah perwujudan etika sebagai sumber motivasi yang mendororng sikap dan perilakunya. Sikap dan perilaku seseorang dikatakan bermoral apabila bersikap dan berperilaku semata-mata dimotivasi oleh kesadaran etikanya. Dengan kata lain ia bersikap dan berperilaku demikian atas dorongan kesadaran dan kebebasan dalam mengambil keputusan, dikatakan atas dasar moral autority jadi bukan karena terpaksa atau dipaksa dari luar, melainkan melalui suatu proses self determinasi


2.4 Macam-macam Etika
2.4.1 Etika Bertanggungjawab
Tanggungjawab adalah kesadaran manusia akan segala tingkah laku dan perbuatan. Selanjutnya manusia berkewajiban untuk membuat sesuatu yang menjurus kepada pengabdian, kesdaran akan hak dan kewajiban dan akhirnya berkorban demi cinta kepada keluarga, bangsa, negara, dan agama. (Suyadi,1985:84)
Tidak ada orang hidup tanpa tanggungjawab, pengabdian dan pengorabanan. Meskipun kadar tanggungjawab, pengabdian, pengorabanan tersebut tiap manusia tidak sama. Hal ini bergantung kepada pendidikasn orang tua, pendidikan sekolah dan lingkungan.
Keluarga merupakan masyarakat yang terkecil. Keluarga terdiri dari suami-istri, ayah-ibu dan anak-anak atau orang lain yang menjadi anggota keluarga. Setiap angota keluarga wajib bertanggungjawab terhadap keluarganya. Tangungjawab itu menyangkut nama baik keluarga, kesejahteraan, keselamatan, pendidikan dan keamanan.
Etika tangungjawab terhadap keluarga, berarti menjalankan tugas atau kewajiban dalam menghidupi keluarga yaitu suami atau istri dan anak-anaknya. Etiika bertangungjawab terhadap keluarga meliputi:
a. Mencari nafkah (makan, minum,pakaian, dan tempat tingal)
b. Nafkah batin bagi suami dan istri
c. Memberi pengetahuan umum dan agama

2.4.2 Etika Tenggang Rasa
Tenggang rasa adalah dapat menghormati dan menghargai perasaan orang lain, dapat menempatkan diri pada situasi yang dialami orang lain sehingga merasakannya. (Sunarso, 2001:2)
Berumah tangga atau berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sikap tenggang rasa sangat diperlukan, sebab etika tenggang rasa ini bila tidak dijaga akan menimbulkan perpecahan.
Sikap tenggang rasa di dalam keluarga hendaknya secara dini telah ditanamkan. Hal ini agar anggota keluarga terbiasa serta peka terhadap perasaan anggota keluarga yang lain bila terkena musibah. Agar keluarga dapat hidup tenteram adalah tangungjawab semua angota keluarga. Bila tenggang rasa ini tidak terdapat di dalam keluarga akan muncul kecemburuan yang berdampak pada perpecahan keluarga.

2.4.3 Etika Kekeluargaan
Keluarga adalah suami-istri, ayah-ibu dan anak-anak, dan juga orang lain yang menjadi anggota keluarga. Agar dalam keluarga tampak serasi dan selaras, maka masing-masing anggota keluarga hendaknya saling mengisis dan menghargai (Suyadi, 1985:94).
Hidup berkeluarga disadari amupun tidak masing-masing anggota keluarga akan tahu karakter atau watak dari masingng-masing anggota keluarga itu. Dengan demikian dari masing-masing anggota keluarga mereka akan terjalin hubungan keluarga dengan mesra, harmonis dan selaras.
Tugas seorang suami adalah mencukupi kebutuhan keluarga baik jasmani maupun rohani. Kebutuhan jasmani diantaranya makan, minum, sandang, pangan dan papan sedang kebutuhan rohani diantaranya kasih sayang, pendidikan umum dan keagamaan.
Tugas istri adalah membimbing anak-anak, menyiapkan hidangan makan, minum, pakaian dan tidak kalh pentingnya yaitu membentuk kepribadian anak yang luhur dan memberikan pengawasan pergaulan anak-anak dengan lingkungannya.
Tugas anak-anak dalam keluarga adalah membantu orang tua disamping memiliki tugas belajar bagi yang sudah sekolah atau kuliah. Walaupun dari masing-masing anggota keluarga memiliki tugas, sebaiknya mereka memiliki sikap saling mengerti, saling membantu. Derngan demikian kehidupan keluarga yang serasi, selaras dan seimbang akan terwujud

2.4.4 Etika Toleransi
Toleransi adalah sikap menghormati kepada teman atau hubungan sesama teman atau kelompok yang akrab bahkan seperti saudara sendir. Hubungan ini diwujudkan dalam saling pengertian antar teman. Apabila ada teman dihadapkan pada suatu masalah, maka teman lainya tanpa diminta atau diminta ikut memecahkan masalah yang sedang diderita temannya tadi (Muliono, 1993:955).
Manusia setiap hari dihadapkan dengan permasalahan-permasalahan baik masalah pribadi, keluarga, pekerjaan, organisasi dan lain-lain. Sebuah pepatah mengatakan tiada hari tanpa masalah. Ini menjelaskan bahwa manusia adalah tempatnya masalah, oleh sebab itu etika toleransi sangat diperlukan untuk sesama teman.

2.4.5 Etika Kesabaran
Sifat sabar sangat dibutuhkan dalam hidup berumah tangga, bermasyarakat maupun berorganisasi dan tidak kalah pentingnya bila sifat ini dimilki oleh seorang pemimpin.
Seorang ibu dalam mendidik anak, memerintah anak kadang-kadang tidak langsung dikerjakan oleh anak, dengan berbagai macam-macam alasan. Hal ini bila ibu tidak sabar akan menimbulkan kuasa yang mungkin terjadi yaitu mencubit atau memukul anak atau paling tidak memberi ancaman pada anak walaupun orang tua sudah memerintahkan bial sepulang sekolah ganti baju dulu dan sepatu ditempatkan di rak sepatu, namun hal ini sering dilanggar. Hal ini bila orang tua tidak sabar mungkin terjadi setiap hari, tanpa emosi maka sifat sabar sangat diperlukan.

2.4.6 Etika Cinta Suci
Bila orang telah menginjak dewasa, maka ia merasa sudah dewasa sehingga sudah saatnya ia mempunyai harapan untuk dicintai dan mencintai (Suyadi, 1985:166).
Peristiwa ini biasa terjadi pada anak muda dan mudi yang baru dilanda asmara atau jatuh cinta. Atas dasar saling jatuh cinta kedua belah pihak mengadakan kesepakatan bahwa kelak mereka ingin hidup berdampingan dengan berumah tangga. Karena sesuatu dan lain hal mereka harus berpisah dengan waktu yang lama. Dilandasi saling percaya bahwa tidak akan menikah selain dengan dia, maka godaan apapun yang terjadi atau berita bohong mereka tetap tidak akan percaya, walau mereka harus berpisah lama.

2.4.7 Etika Meminta Maaf
Kejujuan adalah hati yang telah terbuka tau pukiran yang telah terbuka tentang apa yang telah dikerjakan (Suyadi, 1995:85).
Etika meminta maaf bagi bangsa Indonesia merupakan peningglan dari nenek moyang kita, etika meminta maaf ini biasanya dilakukan sewbelum maupun sesudah berbicara kepada orang lain.
Etika meminta maaf pantas diterapkan di mana saja dan kapan saja, bila orang akan menyampaikan pesan, dari orang lain maupun mempunyai kepentingan sendiri, baik yang bersifat umum maupun pribadi, andaikan yang disampaikan itu kurang bahkan tidak berkenan di hati yang bersangkutan sudah didahului dengan permintaan maaf sebelumnya, orang yang bersangkutan tidak merasa tersinggung.
Etika meminta maaf ini bila dibiasakan akan memiliki efek yang baik dalam hubungan teman, keluarga. Sehingga terjadi keakraban yang penuh pengertian.
2.4.8 Etika Menghargai Orang Lain
Etika menghargai orang lain ini berkait dengan hubungan antara manusia dengan manusia. Manusia adalah makhluk sosial, oleh karena itu manusia tidak dapat hidup tanpa bergaul dengan manusia lain. Dalam bergaul untuk saling memnuhi kebutuhan itu ada norma yang harus ditaati. Dalam hal ini selagi masing-masing menjaga dan saling menghargai hak dan kewajibannya.
Etika ini dimiliki oleh semua warga masyarakat, baik ia sebagai pemimpin maupun masyarakat yang kaya atau miskin. Dalam hidup bermasyarakat hidup saling menghargai orang lain sudah sering dilakukan.

2.4.9 Etika Pengakuan Bersalah
Etika pengakuan bersalah ini ada kaitannya dengan masalah kejujuran. Kejujuran adalah apa yang diperbuat dan apa yang dikatakan oleh manusia itu tidak sesuai dengan hati (Suyadi, 1985:13).


BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian
Pendekatan merupakan suatu prinsip dasar atau landasan yang digunakan peneliti pada waktu mengadakn penelitian terhadap suatu gejala. Hal ini sesuai dengan pendapat Semi (1993:63) bahwa pendekatan adalah asumsi-asumsi dasar yang dijadikan pegangan dalam memandang suatu objek.
Dengan adanya pilihan pendekatan dalam suatu kajian akan dapat membantu mengarahkan penelitian. Untuk memilih dan menentukan pendekatan dalam suatu kajian yang digunakan itu sangat ditentukan oleh tujuan yang ingin dicapai dari penelitian.
Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu memperoleh gambaran objektif tentang nilai-nilai etika yang terkandung dalam antologi Kembang Mayang editor Korrie Layun Rampan, peneliti menggunakan pendekatan analisis. Karena dalam pelaksanaannya pendekatan ini digunakan untuk menganalisis adanya pesan, konsepsi dan nilai-nilai (etika) yang terkandung dalam masing-masing cerpen.
Pendekatan analisis adalah suatu pendekatan yang berusaha memahami gagasan, cara pengarang menampilkan gagasan atau mengimajinasikan ide-idenya, sikap pengarang dalam menampilkan gagasan-gagasannya, elemen instrinsik dan mekanisme hubungan dari tiap elemen instrinsik itu, sehingga mampu membangun adanya keselarasan dan kesatuan dalam rangka membangun totalitas-totalitas bentuk serta totalitas-totalitas maknanya (Aminuddin, 1991:44)
Pelaksanaan pendekatan anailisis ini penulis mengawali dengan kegiatan membaca cerpen yang dijadikan sampel secara keseluruhan, setelah itu mencoba mengadakan penafsiran terpisah secara spesifik terhadap elemen yang menyusunnya. Lebih lanjut memahami bagaimana mekanisme hubungan antara elemen itu bedasarkan kajian masalah yang akan diteliti.
Kegiatan mengapresiasi sastra dengan menerapkan pendekatan analisis dapat dianggap seabagi suatu kerja yang bersifat saintifik, karena dalam menerapkan pendekatan itu pembaca harus berangkat dari landasan teori tertentu, bersikap objektif dan harus mewujudkan hasil analisis yang tepat, sitematis dan diakui kebenarannya oleh umum (Aminuddin, 1991:45)

3.2 Metode Penelitian
Metode adalah cara yang digunakan dalam suatu penelitian. Hasil yang ingin dicapai dalam suatu penelitian ditentukan oleh metode yang digunakan. Sebagaimana pendapat Surachmad (1990:13) bahwa metode merupakan cara utama yang dpergunakan untuk mencapai suatu tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesis, dengan epergunakan teknik serta alat-alat tertentu.
Untuk dapat mencapai penelitian yang valid, reliabel, ekonomis, objektif, dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, maka metode penelitian yang digunakan juga harus relevan, layak dan memiliki kemanfaatan terhadap objek yang diteliti. Disamping itu peneliti tetap mempertahankan nilai keobjektifan data dengan penuh tanggungjawab.
Dalam pengembangan metode penelitian, terdapat dua jenis metode, yaitu metode kuantitatif dan kualitatif. Memperhatikan sifat-sifat wujud dan kelayakan objek penelitian serta dengan mempertimbangkan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, maka dalam melakukan penelitian terhadap Antologi Kembang Mayang editor Korrie Layun Rampan, peneliti menggunakan metode kualitatif, Semi (1993) menjelaskan, penelitian kualitatif yang diutamakan bukan kualifikasi berdasarkan angka-angka tetapi yang diutamakan adalah kedalaman penghayatan terhadap interaksi antar konsep yang dikaji secara empiris.
Melalui metode diatas, peneliti mendeskripsikan tentang etika yang terkandung dalam Antologi Kembang Mayang Editor Korrie Layun Rampan.

3.3. Sumber Data Penelitian
Data primer penelitian ini adalah Kembang Mayang 28 Cerpenis Perempuan Indonesia Editor Korrie Layun Rampan yang diterbitkan oleh Kelompok Cinta Bahasa, di dalamnya memuat cerpen karya cerpenis perempuan Indonesia yang memunculkan berbagai visi dan pandangan hidup yang terjelma di dalam karya fiksi mereka. Para pengarang dalam berkarya menggunakan kemerdekaan kreatif yang tepat guna, semua cerpenis membawa kisah-kisah unik dan menarik kesemua persoalan kebajikan dan kebenaran. Mereka berjuang menegakkan keadilan dan kebenaran lewat karya fiksi yang memikat hati.

3.4 Teknik Pengumpulan Data
Bertolak dari objek penelitian yaitu sebuah karya sastra yang berupa teks sastra, maka teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis tekstual.
Berdasarkan metode deskriptif kualitatif, untuk mengumpulkan data perlu ditetapkan sampel bertujuan (purposive sampling). Hal ini dipandang tepat, karena sampel yang diambil itu ditinjau relevansinya, interaksi dan korelasinya dengan masalah-masalah yang telah dibatasi. Jadi tidak semua lembaran Antologi Kembang Mayang, tetapi dipilih lima cerpen saja yang dijadikan sebagai subjek-subjek yang mewakili penelitian.
Sampel bertujuan dilakuan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random, atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu (Arikunto 1991:113).
Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian terhadap etika yang terkandung dalam Antologi Kembang Mayang editor Korrie Layun Rampan dengan menerapkan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Menentukan sumber data, yaitu memilih lima cerpen yang dijadikan sebagi subjek penelitian.
2) Membaca cerpen yang telah dipilih secara berulang-ulang dengan mendalam, komprehensif, kritis dan kreatif.
3) Memilih dan menetapkan data sebagai sampel yang sesuai dengan fokus penelitian.
4) Menggolongkan data-data tersebut berdasarkan fokus masalah yang diteliti secara spesifik.
5) Mendiskripsikan dan menuliskan kembali kutipan kalimat atau paragraf dari teks lima cerpen pilihan berdasarkan relevansinya dengan tiap-tiap fokus masalah penelitian yang diklasifikasikan dalam sebuah tabel.

Tabel …
Lembar Korpus Data Etika Dalam Antologi Kembang Mayang editor Korrie Layun Rampan.
No Jenis Etika Judul Cerpen Halaman Kalimat/Paragraf/






3.5 Teknik Pengolahan Data
Setelah data terkumpul, ada tiga tahap analisis data dalam penelitian ini yaitu; (1) tahap klasifikasi, (2) tahap analisis, (3) tahap deskripsi
1) Tahap Klasifikasi
Yaitu mengelompokkan data berdasarkan spesifikasi dari masing-masing fokus masalah penelitian.
2) Tahap Analisis
Yaitu memerikan data berdasarkan analisis objektif yang dilihat korelasinya dengan macam-macam etika
3) Tahap Deskripsi
Yaitu menuliskan kembali hasil penelitian setelah melalui pembuktian dengan cara analisis deskriptif kualitatif dari setiap fokus masalah penelitian untuk diambil suatu simpulan akhir secara induktif, yaitu penarikan kesimpulan dari hal-hal yang khusus menuju hal-hal yang brsifat umum.

3.6 Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, peneliti menetapkan tahap-tahap kegiatan yang perlu dipersiapkan dan dilaksanakan untuk mencapai keutuhan hasil penelitian. Tahap-tahap itu meliputi:


a) Tahap Persiapan
Untuk tahap persiapan ini, kegiatan yang peneliti lakukan sebagai berikut:
1) Melakukan konsultasi kepada dosen pembimbing.
2) Mengadakan studi pustaka.
3) Mengumpulkan materi kepustakaan yang mendukung masalah-masalah penelitian.
b) Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan ini, peneliti melakukan kegiatan sebagai berikut:
1) Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang dikehendaki, peneliti mengklasifikasi data secara spesifik melalui korpus data.
2) Penentuan Sampel
Dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling (sampel bertujuan) artinya dengan melihat hubungan sampel dengan variabel maslah yang diteliti berdasarkan kajian yang dilakukan.
3) Analisis Data
Memerikan data berdasarkan analisis objektif yang dilihat korelasinya dengan unsur-unsur etika.
4) Penafsiran dan Koreksi Data
Penafisran sepenuhnya mengacu kepada pendekatan anlisis objektif dan tetap mengacu kepada analisis deskriptif. Dan koreksi data dilakukan secara bertahap melalui bimbingan konsultasi kepada dosen pembimbing untuk diarahkan menuju kesempurnaan dan dilakukan revisi jika dipandang perlu.
5) Penyimpulan Data
Membuat suatu simpulan akhir dari hasil penelitian yang bertolak dari hasil analisis dan penafsiran data secara induktif serta objektif.

c) Tahap penyelesaian
Tahap penyelesaian ini, kegiatan yang peneliti lakukan sebagai berikut: .
1) Menyusun laporan penelitian.
2) Mengorganisasikan penulisan laporan penemlitian secara metodologis.
3) Melakukan koreksi dan revisi laporan penelitian terhadap hal-hal yang dipandang perlu dibenahi.
4) Menggandakan laporan penelitian.
d) Tahap Pelaporan
Tahap laporan merupakan tahap terakhir dari keseluruhan kerja penelitian. Pada tahap ini peneliti melakukan kegiatan sebagai berikut:
1) Melaporkan hasil penelitian setelah melalui tahap ujian komprehensif.
2) Menyerahkan laporan yang sudah dalam bentuk jilidan atau sydah dibukukan.



BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian
Pendekatan merupakan suatu prinsip dasar atau landasan yang digunakan peneliti pada waktu mengadakn penelitian terhadap suatu gejala. Hal ini sesuai dengan pendapat Semi (1993:63) bahwa pendekatan adalah asumsi-asumsi dasar yang dijadikan pegangan dalam memandang suatu objek.
Dengan adanya pilihan pendekatan dalam suatu kajian akan dapat membantu mengarahkan penelitian. Untuk memilih dan menentukan pendekatan dalam suatu kajian yang digunakan itu sangat ditentukan oleh tujuan yang ingin dicapai dari penelitian.
Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu memperoleh gambaran objektif tentang nilai-nilai etika yang terkandung dalam antologi Kembang Mayang editor Korrie Layun Rampan, peneliti menggunakan pendekatan analisis. Karena dalam pelaksanaannya pendekatan ini digunakan untuk menganalisis adanya pesan, konsepsi dan nilai-nilai (etika) yang terkandung dalam masing-masing cerpen.
Pendekatan analisis adalah suatu pendekatan yang berusaha memahami gagasan, cara pengarang menampilkan gagasan atau mengimajinasikan ide-idenya, sikap pengarang dalam menampilkan gagasan-gagasannya, elemen instrinsik dan mekanisme hubungan dari tiap elemen instrinsik itu, sehingga mampu membangun adanya keselarasan dan kesatuan dalam rangka membangun totalitas-totalitas bentuk serta totalitas-totalitas maknanya (Aminuddin, 1991:44)
Pelaksanaan pendekatan anailisis ini penulis mengawali dengan kegiatan membaca cerpen yang dijadikan sampel secara keseluruhan, setelah itu mencoba mengadakan penafsiran terpisah secara spesifik terhadap elemen yang menyusunnya. Lebih lanjut memahami bagaimana mekanisme hubungan antara elemen itu bedasarkan kajian masalah yang akan diteliti.
Kegiatan mengapresiasi sastra dengan menerapkan pendekatan analisis dapat dianggap seabagi suatu kerja yang bersifat saintifik, karena dalam menerapkan pendekatan itu pembaca harus berangkat dari landasan teori tertentu, bersikap objektif dan harus mewujudkan hasil analisis yang tepat, sitematis dan diakui kebenarannya oleh umum (Aminuddin, 1991:45)

3.2 Metode Penelitian
Metode adalah cara yang digunakan dalam suatu penelitian. Hasil yang ingin dicapai dalam suatu penelitian ditentukan oleh metode yang digunakan. Sebagaimana pendapat Surachmad (1990:13) bahwa metode merupakan cara utama yang dpergunakan untuk mencapai suatu tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesis, dengan epergunakan teknik serta alat-alat tertentu.
Untuk dapat mencapai penelitian yang valid, reliabel, ekonomis, objektif, dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, maka metode penelitian yang digunakan juga harus relevan, layak dan memiliki kemanfaatan terhadap objek yang diteliti. Disamping itu peneliti tetap mempertahankan nilai keobjektifan data dengan penuh tanggungjawab.
Dalam pengembangan metode penelitian, terdapat dua jenis metode, yaitu metode kuantitatif dan kualitatif. Memperhatikan sifat-sifat wujud dan kelayakan objek penelitian serta dengan mempertimbangkan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, maka dalam melakukan penelitian terhadap Antologi Kembang Mayang editor Korrie Layun Rampan, peneliti menggunakan metode kualitatif, Semi (1993) menjelaskan, penelitian kualitatif yang diutamakan bukan kualifikasi berdasarkan angka-angka tetapi yang diutamakan adalah kedalaman penghayatan terhadap interaksi antar konsep yang dikaji secara empiris.
Melalui metode diatas, peneliti mendeskripsikan tentang etika yang terkandung dalam Antologi Kembang Mayang Editor Korrie Layun Rampan.

3.3. Sumber Data Penelitian
Data primer penelitian ini adalah Kembang Mayang 28 Cerpenis Perempuan Indonesia Editor Korrie Layun Rampan yang diterbitkan oleh Kelompok Cinta Bahasa, di dalamnya memuat cerpen karya cerpenis perempuan Indonesia yang memunculkan berbagai visi dan pandangan hidup yang terjelma di dalam karya fiksi mereka. Para pengarang dalam berkarya menggunakan kemerdekaan kreatif yang tepat guna, semua cerpenis membawa kisah-kisah unik dan menarik kesemua persoalan kebajikan dan kebenaran. Mereka berjuang menegakkan keadilan dan kebenaran lewat karya fiksi yang memikat hati.

3.4 Teknik Pengumpulan Data
Bertolak dari objek penelitian yaitu sebuah karya sastra yang berupa teks sastra, maka teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis tekstual.
Berdasarkan metode deskriptif kualitatif, untuk mengumpulkan data perlu ditetapkan sampel bertujuan (purposive sampling). Hal ini dipandang tepat, karena sampel yang diambil itu ditinjau relevansinya, interaksi dan korelasinya dengan masalah-masalah yang telah dibatasi. Jadi tidak semua lembaran Antologi Kembang Mayang, tetapi dipilih lima cerpen saja yang dijadikan sebagai subjek-subjek yang mewakili penelitian.
Sampel bertujuan dilakuan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random, atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu (Arikunto 1991:113).
Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian terhadap etika yang terkandung dalam Antologi Kembang Mayang editor Korrie Layun Rampan dengan menerapkan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Menentukan sumber data, yaitu memilih lima cerpen yang dijadikan sebagi subjek penelitian.
2) Membaca cerpen yang telah dipilih secara berulang-ulang dengan mendalam, komprehensif, kritis dan kreatif.
3) Memilih dan menetapkan data sebagai sampel yang sesuai dengan fokus penelitian.
4) Menggolongkan data-data tersebut berdasarkan fokus masalah yang diteliti secara spesifik.
5) Mendiskripsikan dan menuliskan kembali kutipan kalimat atau paragraf dari teks lima cerpen pilihan berdasarkan relevansinya dengan tiap-tiap fokus masalah penelitian yang diklasifikasikan dalam sebuah tabel.

Tabel …
Lembar Korpus Data Etika Dalam Antologi Kembang Mayang editor Korrie Layun Rampan.
No Jenis Etika Judul Cerpen Halaman Kalimat/Paragraf/






3.5 Teknik Pengolahan Data
Setelah data terkumpul, ada tiga tahap analisis data dalam penelitian ini yaitu; (1) tahap klasifikasi, (2) tahap analisis, (3) tahap deskripsi
1) Tahap Klasifikasi
Yaitu mengelompokkan data berdasarkan spesifikasi dari masing-masing fokus masalah penelitian.
2) Tahap Analisis
Yaitu memerikan data berdasarkan analisis objektif yang dilihat korelasinya dengan macam-macam etika
3) Tahap Deskripsi
Yaitu menuliskan kembali hasil penelitian setelah melalui pembuktian dengan cara analisis deskriptif kualitatif dari setiap fokus masalah penelitian untuk diambil suatu simpulan akhir secara induktif, yaitu penarikan kesimpulan dari hal-hal yang khusus menuju hal-hal yang brsifat umum.

3.6 Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, peneliti menetapkan tahap-tahap kegiatan yang perlu dipersiapkan dan dilaksanakan untuk mencapai keutuhan hasil penelitian. Tahap-tahap itu meliputi:


a) Tahap Persiapan
Untuk tahap persiapan ini, kegiatan yang peneliti lakukan sebagai berikut:
1) Melakukan konsultasi kepada dosen pembimbing.
2) Mengadakan studi pustaka.
3) Mengumpulkan materi kepustakaan yang mendukung masalah-masalah penelitian.
b) Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan ini, peneliti melakukan kegiatan sebagai berikut:
1) Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang dikehendaki, peneliti mengklasifikasi data secara spesifik melalui korpus data.
2) Penentuan Sampel
Dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling (sampel bertujuan) artinya dengan melihat hubungan sampel dengan variabel maslah yang diteliti berdasarkan kajian yang dilakukan.
3) Analisis Data
Memerikan data berdasarkan analisis objektif yang dilihat korelasinya dengan unsur-unsur etika.
4) Penafsiran dan Koreksi Data
Penafisran sepenuhnya mengacu kepada pendekatan anlisis objektif dan tetap mengacu kepada analisis deskriptif. Dan koreksi data dilakukan secara bertahap melalui bimbingan konsultasi kepada dosen pembimbing untuk diarahkan menuju kesempurnaan dan dilakukan revisi jika dipandang perlu.
5) Penyimpulan Data
Membuat suatu simpulan akhir dari hasil penelitian yang bertolak dari hasil analisis dan penafsiran data secara induktif serta objektif.

c) Tahap penyelesaian
Tahap penyelesaian ini, kegiatan yang peneliti lakukan sebagai berikut: .
1) Menyusun laporan penelitian.
2) Mengorganisasikan penulisan laporan penemlitian secara metodologis.
3) Melakukan koreksi dan revisi laporan penelitian terhadap hal-hal yang dipandang perlu dibenahi.
4) Menggandakan laporan penelitian.
d) Tahap Pelaporan
Tahap laporan merupakan tahap terakhir dari keseluruhan kerja penelitian. Pada tahap ini peneliti melakukan kegiatan sebagai berikut:
1) Melaporkan hasil penelitian setelah melalui tahap ujian komprehensif.
2) Menyerahkan laporan yang sudah dalam bentuk jilidan atau sydah dibukukan.



BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian
Pendekatan merupakan suatu prinsip dasar atau landasan yang digunakan peneliti pada waktu mengadakn penelitian terhadap suatu gejala. Hal ini sesuai dengan pendapat Semi (1993:63) bahwa pendekatan adalah asumsi-asumsi dasar yang dijadikan pegangan dalam memandang suatu objek.
Dengan adanya pilihan pendekatan dalam suatu kajian akan dapat membantu mengarahkan penelitian. Untuk memilih dan menentukan pendekatan dalam suatu kajian yang digunakan itu sangat ditentukan oleh tujuan yang ingin dicapai dari penelitian.
Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu memperoleh gambaran objektif tentang nilai-nilai etika yang terkandung dalam antologi Kembang Mayang editor Korrie Layun Rampan, peneliti menggunakan pendekatan analisis. Karena dalam pelaksanaannya pendekatan ini digunakan untuk menganalisis adanya pesan, konsepsi dan nilai-nilai (etika) yang terkandung dalam masing-masing cerpen.
Pendekatan analisis adalah suatu pendekatan yang berusaha memahami gagasan, cara pengarang menampilkan gagasan atau mengimajinasikan ide-idenya, sikap pengarang dalam menampilkan gagasan-gagasannya, elemen instrinsik dan mekanisme hubungan dari tiap elemen instrinsik itu, sehingga mampu membangun adanya keselarasan dan kesatuan dalam rangka membangun totalitas-totalitas bentuk serta totalitas-totalitas maknanya (Aminuddin, 1991:44)
Pelaksanaan pendekatan anailisis ini penulis mengawali dengan kegiatan membaca cerpen yang dijadikan sampel secara keseluruhan, setelah itu mencoba mengadakan penafsiran terpisah secara spesifik terhadap elemen yang menyusunnya. Lebih lanjut memahami bagaimana mekanisme hubungan antara elemen itu bedasarkan kajian masalah yang akan diteliti.
Kegiatan mengapresiasi sastra dengan menerapkan pendekatan analisis dapat dianggap seabagi suatu kerja yang bersifat saintifik, karena dalam menerapkan pendekatan itu pembaca harus berangkat dari landasan teori tertentu, bersikap objektif dan harus mewujudkan hasil analisis yang tepat, sitematis dan diakui kebenarannya oleh umum (Aminuddin, 1991:45)

3.2 Metode Penelitian
Metode adalah cara yang digunakan dalam suatu penelitian. Hasil yang ingin dicapai dalam suatu penelitian ditentukan oleh metode yang digunakan. Sebagaimana pendapat Surachmad (1990:13) bahwa metode merupakan cara utama yang dpergunakan untuk mencapai suatu tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesis, dengan epergunakan teknik serta alat-alat tertentu.
Untuk dapat mencapai penelitian yang valid, reliabel, ekonomis, objektif, dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, maka metode penelitian yang digunakan juga harus relevan, layak dan memiliki kemanfaatan terhadap objek yang diteliti. Disamping itu peneliti tetap mempertahankan nilai keobjektifan data dengan penuh tanggungjawab.
Dalam pengembangan metode penelitian, terdapat dua jenis metode, yaitu metode kuantitatif dan kualitatif. Memperhatikan sifat-sifat wujud dan kelayakan objek penelitian serta dengan mempertimbangkan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, maka dalam melakukan penelitian terhadap Antologi Kembang Mayang editor Korrie Layun Rampan, peneliti menggunakan metode kualitatif, Semi (1993) menjelaskan, penelitian kualitatif yang diutamakan bukan kualifikasi berdasarkan angka-angka tetapi yang diutamakan adalah kedalaman penghayatan terhadap interaksi antar konsep yang dikaji secara empiris.
Melalui metode diatas, peneliti mendeskripsikan tentang etika yang terkandung dalam Antologi Kembang Mayang Editor Korrie Layun Rampan.

3.3. Sumber Data Penelitian
Data primer penelitian ini adalah Kembang Mayang 28 Cerpenis Perempuan Indonesia Editor Korrie Layun Rampan yang diterbitkan oleh Kelompok Cinta Bahasa, di dalamnya memuat cerpen karya cerpenis perempuan Indonesia yang memunculkan berbagai visi dan pandangan hidup yang terjelma di dalam karya fiksi mereka. Para pengarang dalam berkarya menggunakan kemerdekaan kreatif yang tepat guna, semua cerpenis membawa kisah-kisah unik dan menarik kesemua persoalan kebajikan dan kebenaran. Mereka berjuang menegakkan keadilan dan kebenaran lewat karya fiksi yang memikat hati.

3.4 Teknik Pengumpulan Data
Bertolak dari objek penelitian yaitu sebuah karya sastra yang berupa teks sastra, maka teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis tekstual.
Berdasarkan metode deskriptif kualitatif, untuk mengumpulkan data perlu ditetapkan sampel bertujuan (purposive sampling). Hal ini dipandang tepat, karena sampel yang diambil itu ditinjau relevansinya, interaksi dan korelasinya dengan masalah-masalah yang telah dibatasi. Jadi tidak semua lembaran Antologi Kembang Mayang, tetapi dipilih lima cerpen saja yang dijadikan sebagai subjek-subjek yang mewakili penelitian.
Sampel bertujuan dilakuan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random, atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu (Arikunto 1991:113).
Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian terhadap etika yang terkandung dalam Antologi Kembang Mayang editor Korrie Layun Rampan dengan menerapkan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Menentukan sumber data, yaitu memilih lima cerpen yang dijadikan sebagi subjek penelitian.
2) Membaca cerpen yang telah dipilih secara berulang-ulang dengan mendalam, komprehensif, kritis dan kreatif.
3) Memilih dan menetapkan data sebagai sampel yang sesuai dengan fokus penelitian.
4) Menggolongkan data-data tersebut berdasarkan fokus masalah yang diteliti secara spesifik.
5) Mendiskripsikan dan menuliskan kembali kutipan kalimat atau paragraf dari teks lima cerpen pilihan berdasarkan relevansinya dengan tiap-tiap fokus masalah penelitian yang diklasifikasikan dalam sebuah tabel.

Tabel …
Lembar Korpus Data Etika Dalam Antologi Kembang Mayang editor Korrie Layun Rampan.
No Jenis Etika Judul Cerpen Halaman Kalimat/Paragraf/






3.5 Teknik Pengolahan Data
Setelah data terkumpul, ada tiga tahap analisis data dalam penelitian ini yaitu; (1) tahap klasifikasi, (2) tahap analisis, (3) tahap deskripsi
1) Tahap Klasifikasi
Yaitu mengelompokkan data berdasarkan spesifikasi dari masing-masing fokus masalah penelitian.
2) Tahap Analisis
Yaitu memerikan data berdasarkan analisis objektif yang dilihat korelasinya dengan macam-macam etika
3) Tahap Deskripsi
Yaitu menuliskan kembali hasil penelitian setelah melalui pembuktian dengan cara analisis deskriptif kualitatif dari setiap fokus masalah penelitian untuk diambil suatu simpulan akhir secara induktif, yaitu penarikan kesimpulan dari hal-hal yang khusus menuju hal-hal yang brsifat umum.

3.6 Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, peneliti menetapkan tahap-tahap kegiatan yang perlu dipersiapkan dan dilaksanakan untuk mencapai keutuhan hasil penelitian. Tahap-tahap itu meliputi:


a) Tahap Persiapan
Untuk tahap persiapan ini, kegiatan yang peneliti lakukan sebagai berikut:
1) Melakukan konsultasi kepada dosen pembimbing.
2) Mengadakan studi pustaka.
3) Mengumpulkan materi kepustakaan yang mendukung masalah-masalah penelitian.
b) Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan ini, peneliti melakukan kegiatan sebagai berikut:
1) Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang dikehendaki, peneliti mengklasifikasi data secara spesifik melalui korpus data.
2) Penentuan Sampel
Dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling (sampel bertujuan) artinya dengan melihat hubungan sampel dengan variabel maslah yang diteliti berdasarkan kajian yang dilakukan.
3) Analisis Data
Memerikan data berdasarkan analisis objektif yang dilihat korelasinya dengan unsur-unsur etika.
4) Penafsiran dan Koreksi Data
Penafisran sepenuhnya mengacu kepada pendekatan anlisis objektif dan tetap mengacu kepada analisis deskriptif. Dan koreksi data dilakukan secara bertahap melalui bimbingan konsultasi kepada dosen pembimbing untuk diarahkan menuju kesempurnaan dan dilakukan revisi jika dipandang perlu.
5) Penyimpulan Data
Membuat suatu simpulan akhir dari hasil penelitian yang bertolak dari hasil analisis dan penafsiran data secara induktif serta objektif.

c) Tahap penyelesaian
Tahap penyelesaian ini, kegiatan yang peneliti lakukan sebagai berikut: .
1) Menyusun laporan penelitian.
2) Mengorganisasikan penulisan laporan penemlitian secara metodologis.
3) Melakukan koreksi dan revisi laporan penelitian terhadap hal-hal yang dipandang perlu dibenahi.
4) Menggandakan laporan penelitian.
d) Tahap Pelaporan
Tahap laporan merupakan tahap terakhir dari keseluruhan kerja penelitian. Pada tahap ini peneliti melakukan kegiatan sebagai berikut:
1) Melaporkan hasil penelitian setelah melalui tahap ujian komprehensif.
2) Menyerahkan laporan yang sudah dalam bentuk jilidan atau sydah dibukukan.



BAB IV
ANALISIS DATA

4.1 Etika Bertanggungjawab
Tanggungjawab adalah kesadaran manusia akan segala tingkah laku dan perbuatan. Selanjutnya manusia berkewajiban untuk membuat sesuatu yang menjurus kepada pengabdian, kesadaran akan hak dan kewajiban dan akhirnya berkorban demi cinta kepada keluarga, bangsa, negara, dan agama. (Suyadi,1985:84)

4.1.1 Analisis Etika Bertanggungjawab
No Judul Cerpen Hal Kalimat/Paragraf Interpretasi
1



Sekar Mayang
karya Ike Su- pomo 88-89 “Tetapi kau harus menyelesaikan dahulu sekolahmu, Ari!” kata Ning saat itu.
“Aku pasti menyelesaikan sekolahku, Ning. Di Yogyakarta aku tetap bisa sekolah.”
“Tetapi tak ada yang mengawasimu di sana!” kata Ning dengan nada khawatir.
mBak pikir bisa mampu seperti ibu mengawasiku? Jangan sok berlagu!” ejek Ario dengan sinis.
Kalau kau tetap di sini, kan ada eyang yang bisa mengawasimu!”
“Eyang? Hooo… sudah tua! Rapu! Tak ada artinya bagiku! Seharusnya kita yang ngemong dia!
“Kau menghina!”
Dari cuplikan cerpen tersebut menunjukkan etika bertanggungjawabnya seorang cucu terhadap eyangnya yang dianggapnya tidak patut lagi untuk mengawasi cucunya karena merasa sudah mengerti etika bertanggungjawab. Sebagai cucu maka pantaslah Ario ngemong Eyangnya.

2 Pak Bachtiar dengan Para Istri karya La Rose 102 “Mas bagaimana caranya mengatur sampai dua istri mas bisa tenang-tenang saja?” ada saja yang bertanya demikian. Maka jawab pak Bachtiar dengan penuh keyakinan dan rasa bangga, “Itu merupakan seni, seorang lelaki yang bijaksana… baik dalam cara-cara sehari-harin, maupun ehmm… tahu sendiri deh apa, tentu dapat mengendalikan dua orang wanita. Pokoknya mereka dipuaskan badaniah dan rokhaniah… wanita itu mau apa lagi sih!” Dari kata Bachtiar di atas dapat dikatakan bahwa dalam menjalankan tangungjawab suami kepada perempuan istrinya cukup dengan memenuhi kebutuhan badaniah dan rokhaniah.

3 Nina, Anakku Sayang karya Martha Hadi-
Mulyanto 134 Namun begitu setelah setelah sampai di kampus, ia pun mengecek kerumahnya. Kali ini Mbok Minah yang menyahut.
“ Ada apa, Neng?”
“Nina lagi apa Mbok?”
“Ini di gendongan saya, sudah bobok. Sebentarjuga mau saya taruh di kamar tidur,” kata Mbok Minah meyakinkan.
Hati Dini pun tenteram kembali. Etika bertanggungjawab yang ditunjukkan oleh Mbok Minah merupakan etika bertang gungjawab seorang pembantu terhadap majikannya. Yaitu sebagai pembantu yang mendapatkan tugas mengemong anak Dini
4 Mawar Itu kar-
ya Nina Pane 162-163 Siapa yang membersihkan makam ini?!
“Saya, Bu,” jawabnya lugu “bersama teman-teman saya itu,” tunjuknya ke kejauhan.
“Siapa yang menaruh mawar ini?!
“Saya tidak tahu, Bu”.
Kamu tidak lihat siapa yang datang?” Dia menggeleng dengan heran. Masa kau tidak lihat?” Aku menampakkan rasa tidak puas.
“Betul, Bu. Sumpah saya tidak lihat.”
“Ya, sudah” ujarku seraya mengulurkan selembar uang. Etika bertanggungjawab ditunjukkan oleh seorang anak yang membersihkan makam Pramana, saat dia ditanya tentang siapa yang menaruh Mawar diatas makam Pramana oleh Wulan.
5 Rumah Perum
nas karya Zona
Herawati. 294 Itulah sebabnya saya telah memanjakannya sebagai upaya memenuhi kesanggupan saya memelihara gadis cantik. Segala permintaanya berusaha saya penuhi. “Asal tidak meminta langit dan isinya saja dik,” kata saya suatu kali dengan gaya rayuan poujangga tempo dulu. Demikian juga ketika ia meminta pindah dari rumah orang tuanya yang memang sudah berjubel dengan sekian manusia, enam pasang keluarga yang terdiri dari kakak-kakaknya plus sebelas anak mereka.
Etika bertanggungjawab ditunjukkan oleh suami, dengan memanjakan, memeliharanya dan memenuhi segala permintaan istrinya.

4.1.2 Analisis Etika Tenggangrasa
Tenggangrasa adalah dapat menghormati dan menghargai perasaan orang lain, dapat menempatkan diri pada situasi yang dialami orang lain sehingga merasakannya (Sunaso, 2001:2).
No Judul Cerpen Hal Kalimat/Paragraf Interpretasi
1 Sekar Mayang
karya Ike Su- pomo 89 Seakan masih terasa oleh Ario, bagaimana ia harus mengatur waktu yang begitu sempit. Sepulang dari sekolah, ia harus membantu induk semang- nya menjaga dagangan lukisan disanggar, dan malam hari dalam ke- adaan lelah ia memanfa- atkan waktu untuk belajar di kamarnya yang sempit dan pengap. Subuh hari ia sudah harus bangun. Sebe- lum berangkat sekolah ia haus menyapu halaman, mengisi bak mandi dan mencuci pakaiannya sendiri.
Etika tenggangrasa yang dimiliki Ario merupakan tenggangrasa terhadap induk semangnya, karena ia merasa setiap kerjanya mendapatkan upah sehingga ia harus menyesuaikan upah yang diberikan dengan kerjanya.

2 Pak Bachtiar dengan Para Istri karya La Rose 99 Bachtiar dapat memaklumi kekosongan yang dirasakan istrinya yang tertua ini. Dan saat itu pula dia sudah mendapatkan jalan keluar. Dia mempunyai beberapa kemenakan yang masih kuliah, ada yang calon insinyur ada calon dokter. Dari pada mereka tinggal diasrama, bukankah lebih baik tinggal menemani istrinya?
Etika yang dimiliki Bakhtiar merupakan etika tengangrasa seorang suami yang menghormati perasaan istrinya yang mengalami kekosongan waktunya karena ditinggal kawin lagi oleh Bakhtia.
3 Nina, Anakku Sayang karya Martha Hadi-
Mulyanto 137 Malamnya, Hardini tak dapat tidur. Entah kenapa serasa ada teka-teki antara Nina dan bayi di gendong- an pengemis itu. Dedi sua- minya paham sekali kalau Dina resah.
“Ada apa sih, Din?” tanyanya halus
Dina sudah memutus- kan untuk tidak menceri- takan kepada suaminya, Maka, ia hanya bisa bersaha tidur kembali Sebagai seorang suami, Dedi memiliki etika tenggangrasa terhadap istrinya. Ia melihat istrinya yang resah dan berusaha mengetahui permasalahan yang dihadapai istrinya walaupun akhirnya tidak mendapatkan jawaban.
4 Mawar Itu kar-
ya Nina Pane 160 Satu-satunya orang yang dapat menjawab riwayat kemunculan mawar merah yang menyalahi aturan itu sudah mampus. Mampus? Aku kaget sendiri dg kekasaran ini. Etika tenggangrasa yang dimiliki oleh tokoh dalam cerpen Mawar Itu yaitu ia merasa tidak menghormati kepada suaminya yang sudah meninggal dunia bila dikatakan dengan mampus. Mampus berkonotasi tidak enak.
5 Rumah Perum
nas karya Zona
Herawati. 294 …. Dengan hati-hati saya mengatakannya juga jika rumah itu nantinya belum bisa memuaskan hatinya, seperti yang diidamkannya selama ini. Rumah itu kecil saja sebagai layaknya rumah perumnas model pegawai II-a macam saya. Halamanya sempit, terletak di samping rumah, tak cukup rasanya buat keinginan istri sastra. Apa boleh buat! Saya rundingkan masalah itu dengan hati-hati supaya tidak tersinggung. … Etika tengangrasa tokoh Saya dalam cerpen ini dapat dilihat dari kehati-hatiannya dalam merundingkan rencananya kepada istrinya agar tidak tersingung.


4.1.3 Etika Kekeluargaan
Keluarga adalah suami-istri, ayah-ibu dan anak-anak, dan juga orang lain yang menjadi anggota keluarga. Agar dalam keluarga tampak serasi dan selaras, maka masing-masing anggota keluarga hendaknya saling mengisi dan menghargai (Suyadi,1985:94)
No Judul Cerpen Hal Kalimat/Paragraf Interpretasi
1 Sekar Mayang
karya Ike Su- pomo 94 Ario merangkak ke tengah tempat tidur mendekat Wulan, menatap mata pengantinnya dengan lembut dan mencium kening yang laksana porselin itu. “Kebahagiaanku bukan datang dari langit, tetapi hasil perjuangan. Bukankan perjuangan kita cukup sengit, tetapi hasil suatu perjuangan. Bukankah perjuangan kita cukup sengit? Begitu berat menghadapi keluargamu.
Tetapi …
“Tetapi mereka juga menyayangimu, Mas ario. Dan kini semuanya menjadi indah…”
“Memang indah. Karena itu aku tidak marah, tidak memendam dendam.”
“Dendanm itu dosa,” sambut Wulan lagi.
“Aku ingin membahagiakanmu.”
“Aku juga… Insya Allah, kita saling membahagiakan dengan ridho-Nya,” ucap Wulan dengan haru.”

Etika kekeluargaan dilaksanakan dengan baik maka, akan terwujud satu kondisi yang harmonis. Hal ini dapat diambil dari pelakau Ario dan Wulan.

2 Pak Bachtiar dengan Para Istri karya La Rose
3 Nina, Anakku Sayang karya Martha Hadi-
Mulyanto 134 Sejak ia melahirkan Nina, anaknya yang pertama, Dedi suaminya menyarankan untuk tetap tinggal di rumah menjaga anaknya itu, dan berpredikat sebagai ibu rumah tangga yang baik. Sebagai suami Dedi menunjukkan etika kekelurgaan, ia memperhatikan istri agar tinggal di rumah sebagai ibu rumah tangga yang baik.
4 Mawar Itu kar-
ya Nina Pane
5 Rumah Perum
nas karya Zona
Herawati.

4.1.4 Etika Toleransi
Toleransi adalah sikap menghormati kepada teman atau hubungan sesama teman atau kelompok yang akrab bahkan seperti saudara sendiri. Hubungan ini diwujudkan dalam saling pengertian antar teman. Apabila ada teman dihadapkan pada suatu masalah, maka teman lainya tanpa diminta atau diminta ikut memecahkan masalah yang sedang diderita temannya tadi (Muliono, 1993:955).
No Judul Cerpen Hal Kalimat/Paragraf Interpretasi
1 Sekar Mayang
karya Ike Su- pomo “Ario masih ingat kata-kata Ning, “Kulihat kau membutuhkan Wulan, Ari. Tetapi ingat membutuhkan saja tidak cukup. Wanita dalam perkawinan perlu dicintai.”
“Aku mencintainya, mBak. Aku ingin menikahinya dengan sah. Masalahnya, orang tua dan saudaara-saudaranya kurang menyetujui hubunganku dengan Wulan. Mereka takut kejadian ayah ibu menimpa pada kami, sekiranya Wulan menjadi istriku. Padahal aku benar-benar ingin membahagiakannya…”
“Itu tergantung sikap dan caramu mendekati keluarga Wulan. Kau sudah dewasa. Dan hanya kau sendiri yang dapat membuktikannya kepada mereka. Aku hanya ikut berdoa kepada Tuhan, semoga engkau berhasil. (Rampan, 2000: )


2 Pak Bachtiar dengan Para Istri karya La Rose
3 Nina, Anakku Sayang karya Martha Hadi-
Mulyanto “Din, sebaiknya kau pu- lang saja sekarang,” kata Martati.
Tenangkan dulu Din, belum tentu bayi itu anak- mu, mungkin hanya mirip saja. Tenang saja dulu,” kata Pak Indra dosen ter- tua di antara mereka.
“Cepat kau pulang, Mbak Dini. Bila anakmu memang bayi di gendong- an pengemis itu, kau akan tahu. Aku sudah menggo- reskan spidol di kaki kiri bayi itu. Di telapak kaki - nya. Bila ya, pasti ada bekasnya …,” kata Koko. Etika toleransi ditunjukkan oleh Martati dan Pak Indra teman Dosen Dini. Mereka membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi Dini tanpa diminta. Etika ini juga di tunjukkan oleh Koko yang berusaha keras menggoreskan spidol pada telapak kaki bayi, agar dapat dikenali setelah Dini sampai di rumah nanti.
4 Mawar Itu kar-
ya Nina Pane
5 Rumah Perum
nas karya Zona
Herawati.



4.1.5 Etika Kesabaran
Sifat sabar sangat dibutuhkan dalam hidup berumah tangga, bermasyarakat maupun berorganisasi dan tidak kalah pentingnya bila sifat ini dimilki oleh seorang pemimpin.
No Judul Cerpen Hal Kalimat/Paragraf Interpretasi
1 Sekar Mayang
karya Ike Su- pomo 92 … Saat itu ia melihat raut wajah ayahnya yang menua, nampak ragu-ragu menyambutnya. Wajah itu menampakkan perasaan bersalah dan seperti memndam sesal yang panjang.
“Apa kabar, Ri?” tanya ayahnya.
“Baik-baik saja. Ayah.”
Bagaimana pekerjaanmu?”
Baik-baik juga.
Percakapan itu terasa formal dan singkat. Kedataran percakapan itu tidak berlangsung lama, karena Ario makin gelisah dan segera ingin pamitan pulang. Dan dengan nada formal pula Ario menyampaikan maksud kedatangannya. “Sebenarnya saya ingin menyampaikan berita kepada Ayah tentang diri saya. Saya memberitahukan bahwa saya akan menikah dua minggu lagi…”
Mata Ayah Ario terbelalak dan kemudian meredup. Dari mulutnya terdengar suara, “Dua minggu lagi. Kau akan menikah, Ri?”
“Ya. Dua mingu lagi.”
“Sayang, Ri. Saat itu adikmu yang bungsu akan operasi. Adikmu menderita kanker di kaki. Ia harus diamputasi. Saat ini ibumu sedang menunggu di rumah sakit.”
“Aaa… Ayah. Tak apa…”
Yang kebingunan nampak merona di wajah Ayah Ario. Saat itu Ario cepat berkata. “Betul, tidak apa-apa Ayah. Mungkin Paman. mBak Ning, Bibi dan kelurga lain dapat mewakili Ayah.” Etika kesabaran ini tampak pada Ario, mestinya dia marah kepada ayahnya yang lebih memperhatikan adiknya daripada dirinya tetapi, ia tak melakukannya. Ia lebih percaya kepada bantuan famili yang lain.
2 Pak Bachtiar dengan Para Istri karya La Rose
3 Nina, Anakku Sayang karya Martha Hadi-
Mulyanto 138 Kemudian Dini masuk kamar untuk ganti pakaian dan tentu saja melihat dan membuktikan dan melihat buah hatinya itu. Pelan-pelan dilihatnya telapak kaki kirinya … astaga…sudah bersih…tetpi ada bekas goresan spidol. Hati Dini serasa mendidih dan darahnya serasa meluap-luap.
“Ya Tuhan … apa yang terjadi?” bisiknya. Ia tak dapat menangis, Ia hanya merenung dan merenung … samapai suaminya pulang. Etika kesabaran yang di tunjukkan oleh Dini dalam menghadapi permasalahannya merupakan etika yang dibutuhkan dalam hidup berumah tangga.
4 Mawar Itu kar-
ya Nina Pane
5 Rumah Perum
nas karya Zona
Herawati.

4.1.6 Etika Cinta Kasih
Etika cinta suci ini muncul pada manusia bila menginjak dewasa, menurut (Suyadi, 1985:166) mengatakan. Bila orang telah menginjak dewasa, maka ia merasa sudah dewasa sehingga sudah saatnya ia mempunyai harapan untuk dicintai dan mencintai.
No Judul Cerpen Hal Kalimat/Paragraf Interpretasi
1 Sekar Mayang
karya Ike Su- pomo Masa perkenalan mahasiswa yang berlangsung seminggu itu sempat melelehkan hati Ario yang tegar. Mata hatinya tergoncang oleh pesona mata seorang gadis. Ia bertanya-tanya dalam hatinya, apakah ia telah jatuh cinta?
Wulan memiliki keramahan, ketenangan dan senyum yang menggoncangkan dada. Tetapi ia juga mempunyai sikap dan pendirian yang tegas dan keras; ia lebih matangdari usianya yang sesungguhnya.
Hanya kepada Wulan, Ario sanggup menceritakan persolalan pribadinya, termasuk ihwal keluarga dan kesedihan hatinya. Ia tak takut direndahkan Wulan, karena bersama Wulan ada kedamaian. Wulanlah gadis yang dapat menerima seluruh dirinya, segala kekurangan dan kelebihannya.
2 Pak Bachtiar dengan Para Istri karya La Rose
3 Nina, Anakku Sayang karya Martha Hadi-
Mulyanto
4 Mawar Itu kar-
ya Nina Pane
5 Rumah Perum
nas karya Zona
Herawati.

4.1.7 Etika Meminta Maaf
(Suyadi, 1995:85) mengatakan kejujuan adalah: hati yang telah terbuka tau pukiran yang telah terbuka tentang apa yang telah dikerjakan.
Etika meminta maaf pantas diterapkan di mana saja dan kapan saja, bila orang akan menyampaikan pesan, dari orang lain maupun mempunyai kepentingan sendiri, baik yang bersifat umum maupun pribadi, andaikan yang disampaikan itu kurang bahkan tidak berkenan di hati yang bersangkutan sudah didahului dengan permintaan maaf sebelumnya, orang yang bersangkutan tidak merasa tersinggung.

No Judul Cerpen Hal Kalimat/Paragraf Interpretasi
1 Sekar Mayang
karya Ike Su- pomo 89 Tetapi sebenarnya saat ia pergi, jelas ia menampakkan sikapnya yang asli. Ia berkata pada Ning, “mBak Ning yang baik. Maafkan aku. Sebenanrnya aku pergi ingin melepaskan diri dari himpitan hatiku yang pengap ini … Sikap Ario merupakan sikap yang baik yaitu etika meminta maaf terlebih dahulu untuk menyampaikan keinginannnaya, sehingga tidak menyinggung perasaan Kakaknya.
2 Pak Bachtiar dengan Para Istri karya La Rose
3 Nina, Anakku Sayang karya Martha Hadi-
Mulyanto
4 Mawar Itu kar-
ya Nina Pane
5 Rumah Perum
nas karya Zona
Herawati.

4.1.8 Etika Menghargai Orang Lain
Etika menghargai orang lain ini berkait dengan hubungan antara manusia dengan manusia. Menurut (Suyadi, 1985:44) manusia adalah makhluk sosial. Oleh karena itu manusia tidak dapat hidup tanpa bergaul dengan manusia lain. Dalam bergaul untuk saling memenuhi kebutuhan itu ada norma yang harus ditaati. Dalam hal ini selagi masing-masing menjaga dan saling menghargai hak dan kewajibannya.

No Judul Cerpen Hal Kalimat/Paragraf Interpretasi
1 Sekar Mayang
karya Ike Su- pomo
2 Pak Bachtiar dengan Para Istri karya La Rose
3 Nina, Anakku Sayang karya Martha Hadi-
Mulyanto
4 Mawar Itu kar-
ya Nina Pane
5 Rumah Perum
nas karya Zona
Herawati.

4.1.9 Etika Pengakuan Bersalah
Etika pengakuan bersalah ini ada kaitannya dengan masalah kejujuran. Menurut (Suyadi, 1985:13) mengatakan kejujuran adalah apa yang diperbuat dan apa yang dikatakan oleh manusia itu tidak sesuai dengan hati

No Judul Cerpen Hal Kalimat/Paragraf Interpretasi
1 Sekar Mayang
karya Ike Su- pomo
2 Pak Bachtiar dengan Para Istri karya La Rose
3 Nina, Anakku Sayang karya Martha Hadi-
Mulyanto
4 Mawar Itu kar-
ya Nina Pane
5 Rumah Perum
nas karya Zona
Herawati.



BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Sebagaimana dalam tujuan penelitian yang dijelaskan bahwa penelitian ini berusaha memperoleh gambaran objektif tentang cara pengarang dalam menyampaikan etika dan jenis etika hidup yang terkandung dalam Antologi Kembang Mayang Editor Korrie Layun Rampan.
Dari pembahasan secara keseluruhan mengenai etika itu, maka penulis dapat menyimpulkan sebagi berikut.

5.1.2 Cara pengarang dalam menyampaikan etika

5.1.3 Jenis Etika
Jenis etika

5.2 Saran
Berdasarkan kajian etika dalam Antologi Kembang Mayang Editor Korrie Layun Rampan tersebut, penulis memberi saran.
1. Bagi Pengembangan Teori sastra
Penelitian ini merupakan deskripsi sederhana dari penulis. Untuk itu peneliti berharap ada penelitian lanjutan yang menganalisis secara lebih luas yang mengenai segala aspek yang ada dalam Antologi Kembang Mayang Editor Korrie Layun Rampan.

2. Bagi Pengajaran Apresiasi Sastra
Bagi pengajaran sastra Antologi Kembang Mayang Editor Korrie Layun Rampan ini, sesuai untuk pengajaran sastra tingkat SMU.

3. Bagi Pembaca Sastra
Hasil kajian ini dapat dijadikan bahan pembimbingan dalam memahami etika yang terkandung dalam suatu karya sastra. Kajian mengenai etika ini diharapkan dapat menjadi pedoman bertindak, bersikap dan memilih pandangan hidup yang benar sehingga mendapat kebahagiaan hidup.


DAFTAR PUSTAKA



Aminuddin. 1991. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru.

Arikunto, Suharsimi. 1992. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1993. Pedoman Penulisan Karya
Ilmiah: Skripsi, Artikel, dan Makalah. Malang: IKIP Malang.

Magnis, Frans., Suseno. 1993. Etika Jawa Sebuah Analisis Falsafi Tentang
Kebijaksanaan Hidup Jawa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Sunarso, dkk. 2001. Pengantar Belajar Mandiri Cerah Kelas IV. Solo: Teguh
Karya.

Surahmad, Winarno. 1990. Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode Teknik.
Bandung: Tarsito

Suyadi, 1985. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Karunia.
Bandung: Tarsito.

Tarigan, Henry Guntur. 1991. Prinsip-Prinsip Dasar Sastra. Bandung: Angkasa.

Tidak ada komentar: